Minggu, 18 Desember 2016

PELAYARAN BAHARI



14 Desember 2016

PELAYARAN BAHARI

Ini kali pertama saya mengikuti Pelayaran Bahari yang sebelumnya selalu bernama Joy Sailing. Saya pikir, saya tidak akan bisa mengikuti pelayaran bahari di karena kan sedang flu berat. Alhamdulillah sehari sebelumnya saya coba untuk istirahat full agar esok hari dapat mengikuti kegiatan.

Saat pertama kali mendengar kata Joy Sailing, pasti sebagian besar orang akan terbayang berlayar dengan kapar pesiar untuk bersenang-senang. Tapi Joy Sailingnya SMA Hang Tuah berbeda, yaitu berlayar dengan kapal perang yang biasa di gunakan untuk mengangkut Tentara Angkatan Laut. Jadi jangan di ekspetasikan Joy Sailing kami dengan senang-senang.

Kegiatan diawali dengan apel di sekolah pukul 06.30 – 07.00 dan pembagian snack untuk dua hari kedepan. Setelah itu pembagian tronton. Dan ini pertama kalinya saya naik tronton yang super duper nyaman. Pertama bagian depan dekat supir trontonnya ber AC, kedua bagian belakang supir, tronton di desain agar siswa nyaman naik tronton dan tidak desak-desakan. Dan saya kebagian duduk di depan hahahhahah. Nyamaaaannnn.



Satu yang membuat saya terkagum-kagum naik tronton yaitu kami di kawal langsung dari TNI AL-nya. Jadi, bagian depan mobil TNI AL, lalu belakangnya bus TNI AL untuk undangan dan komite sekolah, baru di belakangnya 12 tronton yang besarnya segede gaban. Hahahaha. Berjalan tanpa putus, pakai sirine, dan berjalan se enak jidat. Ya!!! SEENAK JIDAT (padahal kami hanya rombongan anak sekolah). Sampai bikin porboden jalan agar kami bisa lewat. Sudah gitu dari semanggi sampai Tanjung Priok pakai jalur busway. Kece bener dah!!! Jadi, ini pertama kalinya saya tidak merasakan kemacetan Jakarta di jam kerja. Hah~ pantesan enak banget kalo jadi pejabat.

Sesampainya di Tanjung Priok, kami langsung di sambut dengan kapal yang akan kami naiki yaitu KRI Tanjung Kambani 971 berserta kaptennya yang ganteng, Kapten Agus ahay!!! Belum nikah lagi. Kakakakkaka. Pertama kali melihat kapalnya, saya cukup ragu. Karena dari luar saja sudah terlihat kapal ini cukup tua. Bisa belayar gak ya? Bakal tenggelam gak ya? Ah ~~~ Bismillah sajalah.







Setelah melihat-lihat ke dalam, sudah seperti dugaan saya. Memang kapal perang tidak di desain untuk bersenang-senang. Apalagi kalau melihat tempat tidur siswa pria dan guru prianya, cukup memprihatinkan. Salut dah!!! Sama bapak guru yang bersedia menemani siswanya tidur disana padahal mereka sendiri bisa memilih tidur di tempat yang nyaman. Intinya sih selama berlayar kami belajar bagaimana susahnya hidup sebagai tentara.











Saya tidak akan banyak bercerita kegiatan apa saja yang kami lakukan selama di kapal. Karena cukup banyak jika di deskripsikan. Satu yang paling berkesan selama berlayar yaitu setiap sholat berjamaah, selalu berubah-ubah arah kiblatnya. Pernah suatu ketika, kami akan sholat magrib sudah iqomah dan bersiap untuk takbiratul ihram. Tiba-tiba salah satu ABK memberi tahu kami bahwa arah kiblatnya salah. Jadi awalnya kami menghadap arah jam 6 dari dek kapal dan ternyata kiblatnya ada di arah jam 12. Bisa di bayangkan bagaimana rusuhnya siswa ketika merubah arah kiblat berputar hingga 180 derajat. Ahahhahha. Seru-seru, setiap sholat.















Hari kedua kami mampir ke Pulau Untung Jawa. Dari kapal yang besar, kami berpindah ke kapal nelayan untuk ke pulau Untung Jawa. Selama menaiki kapal nelayan, makin terlihat tuh bagaimana besarnya KRI Tanjung Kambani, keren kayak kapal Titanic.

Satu yang membuat saya senang di Pulau yaitu akhirnya saya berani juga naik Banana Boat. Wakakakaka coz selama ini saya selalu takut tenggelam walaupun sudah pakai pelampung karena kaki tidak menapak. Lalu saya juga tahu bagaimana teknik snorkling. Ahhhhh~~~ seneng banget uda tau caranya mengapung. Di ajari siswa yang abangnya sendiri ga bisa ngajarin saya bagaimana caranya mengapung. Tapi yang bikin sebel itu, walaupun saya sudah tahu bagaimana teknnik mengapung tapi belum tahu bagaimana teknik untuk bergerak maju. Jadi saya berjalan hanya mengikuti arus air laut. Dan yang menyebalkan itu, ketika saya tidak bisa berenang menuju kapal, si abangnya main pegang tangan saya. ah~~~ risih amat!!!! Ga suka!!! Ga suka di pegang laki-laki.



#CatatanHatiSeorangGuru11
 

Sabtu, 26 November 2016

Untitle

27 November 2016

Diam-diam,
ada yang kerap menyebut namamu dalam do'a
menjagamu lewat doanya
namun berusaha menolak rindu

Mengubah rasa yang sempat ada
menjadi tawar sebab bukanlah haknya
lantas, tatkala tak sengaja bersua
ia mencoba biasa saja
tak menampilkan apa yang ada di hatinya

Keinginan itu menggebu dan sulit di takhlukkan
terkadang, terbesit dalam ingatan
ingin seperti orang lain pada umumnya
berbagi kasih sayang dan cinta
tanpa peduli ilmu hati yang pernah di pelajari

Namun, imannya mencengkeram kuat
hingga takutlah dirinya terhadap keinginan itu

Ia sangat malu sebab sempat berkeinginan jauh
berandai-andai
andai jadi milikku
andai aku bersamanya
andai aku menikah dengannya
andai kelak menempuh suka duka bersamanya
andai... andai ... berakhir lalai

rasa malunya menjadikannya tunduk dalam doa
bukan meminta agar di dekatkan pada kecenderungan hatinya
ia meminta agar hati yang sempat lalai itu kenbali terjaga

tertaih ia merindu
tergopoh-gopoh mengiba kepada Allah untuk dikuatkan

Hingga pada masanya nanti
perasaan yang terjadi
sebab tak tunduknya pandangan mata itu
benar-benar kembali ketitik semula
tanpa rasa ...

Seluruh Nafas Ini - Last Child Giselle

Kita telah lewati rasa yang pernah mati 
Bukan hal baru bila kau tinggalkan aku
Tanpa kita mencari jalan untuk kembali
Takdir cinta yang menuntunmu kembali padaku

Di saat ku tertatih tanpa kau di sini 
Kau tetap ku nanti demi keyakinan ini

TOTALITAS HIJRAH



26 November 2016

Tadi pagi dapet telpon dari temen yang lagi di Padang. Cerita dah tuh, panjang lebar. Yang sebenernya ceritanya itu ga penting. Cuma saya bisa ambil kesimpulan, sebenarnya dia hanya butuh ada orang yang bisa di ajak bercerita.

Temen saya ini satu-satunya temen di luar guru yang sangat iri dengan pekerjaan guru karena amalnya besar. Padahal di luar sana banyak teman-teman saya yang iri dengan pekerjaannnya dengan gajinya yang selangit. Pernah ia mengatakan pada saya “setidaknya pekerjaanmu tidak berhubungan dengan riba”.

Ya, ia bekerja di salah satu bank konvensional dan cukup paham perkara riba yang ada di bank. Saat itu saya tidak terlalu menggubris pernyataan ia yang sangat iri dengan guru selama ia belum melakukan action. Karena sebenarnya saya yakin, banyak orang yang bekerja di bank dan paham perkara riba namun masih ragu untuk meninggalkannya, entah takut tidak bisa mendapatkan pekerjaan lagi ataupun takut tidak bisa dapat rezeki yang minimal setaralah dengan gajinya saat bekerja di bank.

Di akhir telpon, saya bertanya
“Lo ngapain di Padang?”
“gw lagi ngilangin penat. Gw baru aja ngajuin surat pengunduran diri tapi di tolak?”
“tapi kontrak lo dah abis kan?”
“Kontrak gw 3 tahun yan. Sama orangtua, sudah di izin dan gw udah siapin uang penalti pelanggaran kontrak”
ALLAHU AKBAR. Ternyata ia serius dengan niatnya. Semoga Allah memberi kemudahan untuk jalannya.
“Nah sekarang gw lagi mau bikin ulah yan. Biar gw di keluarin”
“WOW”

HUT PGRI tahun ini



25 November 2016

Alhamdulillah, ini kali pertama saya bisa melewati peringatan hari guru di dua sekolah. Jika selama ini saya selalu kesulitan membagi waktu untuk dua sekolah, kali ini Allah memudahkan saya untuk bisa menghadiri keduanya.

Diawali dengan upacara bendera di SMA. Semenjak pergantian kepengurusan sekolah baru yang dipegang oleh kepala sekolah yang berasal dari guru sendiri, kini sekolah makin terasa hidup di banding sebelumnya saat di pegang orang yayasan yang berasal dari pensiun TNI. Bayangkan, satu tahun pelajaran tidak pernah ada peringatan upacara bendera memperingati hari-hari besar nasional kecuali upacara kemerdekaan. Agar miris juga, sekolah binaan militer tapi tidak ada jiwa nasionalisnya.

Tahun ini, tahun pertama kalinya saya mengikuti peringatan HUT PGRI di SMA. Sebenarnya tidak ada yang berbeda jika di bandingkan dengan peringatan hari guru saat saya masih sekolah yaitu upacara dimana petugasnya adalah guru, lalu pemberian bunga boneka kue, pelepasan balon udara, persembahan siswa untuk guru dan nominasi guru ter ter ter.

Walaupun saya tidak menjadi juara untuk guru ter ter, tapi ternyata saya masuk nimonasi guru termodis lhoooo.... hahahahha sumpah ga penting banget. Lalu saat upacara, saya menjadi wali kelas cabutan. Berhubung wali kelas XI-IPS-1 berhalangan hadir, akhirnya oleh pak Hamidi saya dipaksa jadi wali kelas yang bertugas menjadi ketua kelas untuk laporan upacara. Hah~ untung dapetnya anak IPS yang kelas XI kalo dapet yang kelas X atau XII, sumpah saya bakal cengok di kelas X trus kalo kelas XII saya bakal di sinisin ma siswa perempuannya.

Intinya sih dari keselurahn acara di SMA, kita seneng-seneng bareng. Ini untuk pertama kalinya guru di atur oleh murid. Thanks all.

Alhamdulillah, ternyata KBM selesai setelah sholat jum’at yang membuat saya bisa menghadiri peringatan hari guru di SMK. Sebenarnya kegiatan sudah di mulai dari pagi hari yaitu dengan upacara bendera kemudian untuk siswa SMK kegiatan surprise untuk gurunya di laksanakan mulai pukul 13.30.

Secara keseluruhan tidak ada yang berbeda dengan rangkaian acara di SMA bahkan bisa di bilang sama persis. Oh iya, disini saya masuk dalam nominasi guru terfavorit, yang katanya sih saya mendapat juara dalam katagori ini. Namun karena suatu dan lain hal, berhubung semenjak pagi saya tidak hadir di SMK maka juara katagori guru terfavorit dialihkan ke guru lain dengan alasan untuk mengantisipasi saya yang tidak bisa hadir. Tidak masalah bagi saya, karena yang saya lakukan bukan untuk itu tetapi untuk memenuhi janji kepada anak-anak, hadir dalam acara tersebut.

Jika di SMA diwarnai dengan riang gembira, di SMK saya justru satu-satunya yang berderai air mata. Iya, hanya saya saja. Disaat guru lain riang gembira, saya justru berurai air mata. Hemmmmffff, saya pikir menangis di depan umum saat di BEMJ dahulu adalah yang pertama dan terakhir kalinya tapi kenyataan berkata lain. Ini kedua kalinya saya menangis di depan umum dan dilihat beratus-ratus siswa dan guru. Kalau dahulu saya menangis karena beratnya beban yang saya pikul sehingga memutuskan untuk tidak melanjutkan BEMF maka kali ini saya menangis karena amanah yang tak tertunaikan.

Amanah? Amanah apa? Iya, amanah saya sebagai wali kelas X-AP-5. Saat itu siswa X-AP-5 perform tarian daerah Jakarta. Tiba-tiba salah satu guru memaksa saya keruang guru agar saya bersedia membantu mendistribusikan makan siang. Reflek saja saya tolak, apa kata anak saya. Ketika mereka tampil saya justru pergi meninggalkan mereka, bagaimana perasaan mereka.

Entah bagaimana ceritanya, ketika mereka tampil justru bayang-bayang amanah saya muncul bak layar film. Satu persatu muncul dan satu persatu tak tertunaikan. Satu yang membuat saya marah pada diri saya yaitu saya tidak pernah ada untuk mereka tetapi mereka justru selalu menjaga nama baik saya. Mereka tidak pernah membuat masalah, mereka selalu belajar dan mereka selalu aktif membawa nama baik sekolah. Sedangkan saya??? apa yang sudah saya lakukan untuk mereka. Bahkan semalam saat mereka memohon saya untuk mengikuti upacara di SMK, saya pun menolaknya. Padahal mereka sangat mengharapkan itu.

Dari lima kelas sepuluh yang ada, merekalah kelas terbaik yang pernah ada. Dan saya tahu semua wali kelas dari kelas sepuluh sampai dua belas sangat iri dengan saya karena tanpa melakukan apapun ternyata kelas saya sangat terkondisikan dan berprestasi. Sampai salah satu guru pernah berkata yang cukup menhunus hati “Iya, kelas X-AP-5 kelas ga pernah buat masalah trus nurut lagi, padahal wali kelasnya sendiri ga pernah nasehatiin kan??? Iya, kan? Kamu ga pernah nasehatin kan?” sambil menunjuk saya di muka umum. Ya, kadang kejujuran itu menyakitkan, tapi itulah apa adanya.

Mereka sekolah seminggu 6 hari namun saya hanya dapat menemani mereka 2 hari. Itu pun saya tidak pernah melakukan apa-apa, kecuali hanya mengingatkan untuk selalu sholat dzuhur. Sisanya? Mereka selalu menyelesaikan urusan sekolah dan kepentingan belajar secara mandiri.

Mungkin di hati atau pikiran mereka mengatakan saya adalah wali kelas tak berguna. Tapi tak secuil kata keluhan keluar dari mulut mereka atau protes langsung atau cerita ke guru lain tentang diri saya. terimakasih untuk segalanya untuk sikap kalian dan perhatian lebih kalian. Maaf beribu maaf yang hanya dapat ucapkan ke kalian.


#CatatanHatiSeorangGuru10