21 Oktober 2016
DARI SUDUT PANDANG WANITA
Dian : Bu Liya ... kaos yang
kemaren di kasih, masak ngepas banget dah.
Bu Liya : Masak sih? Emangnya Bu
Dian ma saya gedean siapa sih?
Dian : Gedean saya bu
Bu Liya : Tapi perasaan kalo di
liat lebih singset Bu Dian. Emang dah kalo orang belum nikah keliatan beda. Ga
kayak kita yang sudah ibu-ibu, walaupun kurus tetep keliatan gemuk.
Entahlah itu pujian atau hinaan tapi kita ambil hikmahnya saja. Jika
wanita saja bisa bilang wanita yang belum menikah lebih menarik bagaimana dengan
pria?. Pikirkan.
Wanita itu muncul auranya saat belum menikah, sedangkan aura laki-laki
itu muncul saat sudah menikah.
Jujur, saya itu sebenarnya lebih nyaman berbicara dengan laki-laki yang
sudah menikah baik yang tua ataupun muda, dibandingkan harus berbicara dengan
laki-laki yang belum menikah entah itu teman sebaya ataupun yang di bawah umur. Awalnya saya pikir, mungkin ini salah
satu bentuk benteng pertahanan untuk menjaga diri dari yang bukan muhrim. Tapi
kok lama kelamaan, emang ada yang berbeda. Dan ternyata memang, laki-laki itu
akan muncul auranya setelah ia menikah. Entah keadaan yang memaksanya untuk
dewasa ataupun memang sudah seharusnya rasa dewasa itu muncul.
Dari situ saya belajar, saya harus lebih berhati-hati dalam bersikap.
Pernah ada suatu keadaan urgent yang membuat saya membutuhkan pertolongan
oranglain khususnya laki-laki. Dan ternyata yang lebih sigap adalah teman-teman
yang sudah menikah. Awalnya sih mikirnya, mungkin karena memang hanya ada dia
saat itu. Tapi pernah suatu keadaan yang sama pula, tetap yang sigap menolong
adalah yang sudah menikah padahal di situ juga banyak yang lainya. Belum lagi
becandaan-becadaan yang ke arah menggoda.
Dari situ tersadar, kadang kita suka bertindak atas nama status. Kita
berfikir dengan status sudah menikah, lebih aman dalam menjalin hubungan
sosial. Yang perempuan merasa, laki-laki tersebut sudah ada yang punya, jadi
orang lain tidak akan berfikir macam-macam. Ataupun yang laki-laki berfikir
sudah ada yang di pertanggung jawabkan, jadi tidak akan berfikir akan
bermacam-macam dengan oranglain untuk bertanggung jawab lebih. Ya, harus
berhati-hati banyak celah syaitan. Astagfirullah haladzim. Musti banyak-banyak
istigfar.
Saya tidak tahu, bagaimana jika di lihat dari sudut pandang laki-laki. Yang
jelas kalau kata orang, laki-laki itu lebih besar syahwatnya dibanding wanita. Dan
saya rasa itu benar. Karena saya pernah menemukan kenyataan seperti itu. Dan
ini adalah sebuah kisah lucu, begini ceritanya
Pada suatu hari setelah saya menjelaskan materi pelajaran disekolah,
seperti biasa saya memberi kesempatan kepada anak-anak untuk mencatat apa yang
ada dipapan tulis. Nah biasanya setiap pelajaran saya, anak-anak itu biasa meninggalkan
kursi mereka yang dibelakang lalu ngedeprok di lantai depan,jadi kalau rebutan
duduk dilantai dan duduk empet-empetan itu sudah biasa. Entah bagaimana
ceritanya, saat itu tumben. Anak-anak sedang serius mencatat padahal biasanya
kalau mereka mencatat selain tangannya kerja, mulutnya pun kerja. Dan keadaan
kelas pun menjadi hening. Tak ada satupun anak yang bicara.
Karena kelas tenang, saya cukup merasa terbantu. Alhasil saya bisa
fokus memeriksa tugas siswa. Saking seriusnya, saya pun kecolongan. Ternyata
ada siswa laki-laki memakai headset dan bermainan HP. Dan tumben-tumbenan
tuh!!! tidak ada siswa yang mengadu, karena biasanya kalau ada siswa yang main
HP langsung ada yang teriak “Bu ada yang main HP bu”. Mungkin emang karena
seriusnya belajar, jadi mereka tidak saling memperhatikan satu sama lain.
Tiba-tiba. BIIIIIIPPPPPPPP@!#@!#Y@*!($&*@$&!. Terdengar suara
dari loadspeaker HP, suara perempuan mendesah. Sontak, satu kelas kaget. Dan langsung
terpaku pada anak yang sedang main HP. Jadi ternyata, anak itu memakai headset
tetapi lupa menyambungkan ke HP-nya. Kedengeran dah tuh, lagi apa dia,
ternyata.
“Astagfirullah, suara apa itu. Kamu sempet-sempetnya lagi belajar
nonton film bokep”
Sang anak langsung gelagapan, mencari pembelaan dan berusaha
mengklarifikasi baik ke saya ataupun ke teman-temanya dan terlihat ia cukup
malu.
“Enggak, bu. Sumpah. Saya mau liat video ini, coba liat dah gambarnya
begini kan???? Pas saya buka ternyata video begituan. Beneran bu, sumpah bu”
Jadi, cover videonya itu tentang bola. Tapi ternyata isinya begituan...
Saya tidak sempat membuka, jadi tidak tahu anak itu berbicara benar atau tidak.
Terlepas dari kisah lucu yang saya alami. Saya tahu, ternyata saat
belajar di sekolahpun syahwat laki-laki bisa muncul. Itu, baru remaja. Tidak tidak
bisa mebayangkan bagaimana syahwat orang dewasa. Dan jujur, saya salut dengan
laki-laki yang tidak pernah pacaran dan bisa mengontrol syahwatnya.
Tau mungkin masih di tutup aibnya oleh Allah #Upssss hehhehehe. Hullahuallam.
#CatatanHatiSeorangGuru6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar