Selasa, 05 Juli 2016

KEHILANGAN



05 Juli 2016

Kita tidak pernah tahu,
Bagaimana hidayah itu datang
Dari siapa hidayah itu datang
Di mana hidayah itu datang
Mengapa hidayah itu datang
Dan dalam bentuk apa hidayah itu datang.

Hari ini, pertama kalinya selama Ramadhan yang sudah saya jalani selama 26 tahun, saya baru merasa bagaimana rasanya kehilangan Bulan Ramadhan. Hari raya Idul Fitri yang akan segera datang yang seharusnya menyenangkan namun serasa menyedihkan. Bukan karena jumlah keluarga yang tidak lengkap atau belum ada anggota keluarga yang melengkapi. Namun lebih dari keutamaan Ramadhan itu sendiri.

Andaikata setiap bulan adalah Bulan Ramadhan tentu tidak akan sedih ini. Ia akan datang setiap tahunnya, namun apakah saya akan ada di setiap tahunnya? Huallahualam. Semoga Allah masih mengizinkan saya untuk betemu dengannya.



Tidak ada yang spesial di tahun ini.
Sahabat yang selalu mengingatkan akan ibadah, kini sudah memiliki kewajiban utama.
Bahkan sahabat yang selalu ada setiap hari, kini serasa sulit dihubungi.
Atau mungkin justru saya yang mulai menghindari???
Menciptakan suasana baru dengan menyendiri?
Ah~ tidak tahu

Namun semua menjadi istimewa karena kehadirannya, ya itikaf.
Andaikata kala itu tidak ada keinginan itikaf, tentu akan lain ceritanya. Tidak akan ada yang namanya silahturahmi dan bahkan tidak akan ada rasa kalau Allah itu benar adanya dan benar janjinya.

Masih terbayang bagaimana terhanyut dalam suasananya bahkan aroma nasi padang pun masih tercium wanginya.
Rindu ... Rindu mengasingkan diri hanya untuk bermunajat bersama-Nya.
Rindu ... Diri ini rindu akan buka bersama, shalat fardu bersama, shalat tarawih bersama, shalat tahajud bersama, shalat witir bersama, sahur bersama dan shalat subuh bersama, seketika terbayar di hari itu juga.

11 bulan waktu yang cukup lama untuk menanti kehadirannya.
Ramadhan ... terimakasih untuk segalanya.
Terimakasih telah mengingatkan aku bukan siapa-siapa.
Dan terimakasih telah mengingatkan hanya Allah yang aku punya.

Ya Rabb ...
Sebaik-baiknya rencana adalah rencana yang Engkau buat.
Terimakasih sudah mengabulkan do’a ku saat itu juga.
Terimakasih sudah mengajarkan ku untuk tidak menyerah.
Terimakasih sudah mengingatkan ku hanya kepada Engkaulah tempat ku berharap.
Terimakasih sudah menunjukan jalan padaku yang lurus.
Dan terimakasih sudah membuatkan ku jalan cerita yang indah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar