Selasa, 28 Maret 2017

DOA USTAD



28 Maret 2017.
DOA USTAD
Dulu selalu berfikir jika hidayah itu adalah sebuah ketetapan yang diberikan oleh Allah sehingga orang yang mendapatkan hidayah akan menjadi lebih baik akhlaknya. Tapi kalau dipikir-pikir sebenarnya hidayah itu kan kalau dari asal katanya hanya sebuah“petunjuk” dari Allah. Jadi tidak ada jaminan orang tersebut akan menjadi lebih baik atau tidak? Tergantung bagaimana orang tersebut menyikapinya.

Hari itu lebih tepatnya hari Minggu di bulan Februari seperti biasanya setiap pekan ke 4 setiap bulannya selalu di adakan kajian bulanan di istiqlal yang di pimpin oleh Ustad Yusuf Mansyur. Walaupun saya tidak rutin setiap bulan kesana tapi kala itu, entah apa yang membuat saya dan teman saya mengikuti kajian disana. Padahal saat itu hari sedang hujan dengan lebatnya.

Satu yang membuat saya sangat suka dari kajian itu adalah do’a bersamanya.

Hari itu saya, teman saya dan mungkin seluruh jamaah yang ada disana, semua bermunajat meminta kepada Allah tentang segala kebutuhannya dan segala permasalahan hidupnya. Satu yang masih saya ingat di akhir do’a, sang Ustad berkata “Insyallah kita bertemu lagi bulan Maret tanggal 26. Kita akan bertemu lagi dengan adanya  perubahan.”

Yup, 26 Maret 2017. Cukup di sayangkan saya tidak bisa menghadiri kajian tersebut dikarenakan ada suatu pekerjaanya yang tak bisa  di gantikan. Tapi, alhamdulillah ternyata teman saya masih bisa mengikuti kajian tersebut. Dan selesai dengan pekerjaan saya dan kajian yang ia ikuti akhirnya kami putuskan untuk saling bertemu.

Sebenarnya ada satu alasan yang membuat saya ingin bertemu dengannya. Apa?. Ya, saya sangat penasaran dengan bagaimana cara Allah menjawab do’anya selama satu bulan ini.

Akhirnya saya beranikan untuk bertanya :
D = La, lo masih inget gak? Sebulan yang lalu pas do’a bareng ma Yusuf Mansyur.
E = Iya inget banget. Dan lo tau yan itu do’a kejawab banget.
D = ho oh. Gw boleh tau gak, do’a lo apa?
E= ya, sama kayak lo lahh... Pasti lo tentang jodoh juga kan?
D = iya. Bisa lo ceritain lebih spesifik gak? Doanya apa n cara Allah ngejawabnya gmn?
E = pokoknya intinya minta di mudahin jodohnya n ga ketemu yang aneh-aneh lagi. (Coz orang terakhir yang deket ma dia agak absurd) Dan itu Allah kabulin. Sekarang gw lagi deket ma seseorang yan…
D = owhhhhh… alhamdulillah, ternyata bener ya kekuatan do’a bersama.
E = ho oh. Kalo do’a lo apa?
D = gw cuma do’a satu la, gw minta hidayah siapa yang bakal jadi jodoh gw la.
E = terus?
D = jawabannya lucu la. Allah ngasih jawaban berbeda. Gw pikir Allah bakal ngasih jawaban siapa jodoh gw. Tapi Allah malah ngasih jawaban sebaliknya la. Allah malah nunjukin siapa yang bukan jodoh gw. Dan uniknya Allah ngasih hidayahnya pelan-pelan. Dalam sebulan Allah ngasih petunjuk tiap minggunya.
E = apa?
D = Minggu pertama, Allah ngasih tamparan berat.(seolah Allah cemburu gw ngarepnya ma orang lain).Orang yang gw tunggu dan gw harap kehadirannya selama 5 tahun akhirnya nikah ma oranglain.
Minggu kedua, ketiga dan keempat.-maaf belom bisa di ceritakan, takut yang nulis baper. hahahha-

Ada satu pelajaran yang saya ambil selama sebulan ini yaitu hati-hati deh dengan do’anya orang sholeh. Mudah di jabbah.Akhirnya saya paham kenapa orang-orang suka minta doa sama si ustad… awalnya saya mikir karena si ustad adalah orang famous, tapi ternyata karena ini toh.

Minggu, 12 Maret 2017

DIAMNYA DIAN



12 Maret 2017

DIAMNYA DIAN

Kalau saya diam di kelas, cuma ada dua kemungkinan.
Pertama, saya sedang marah.
Kedua, saya sedang merenung.
Dan biasanya saya lebih cenderung untuk marah di banding merenung.

Hari ini saya diam... Diam untuk mencoba menamfikan segala amarah yang ada. Mencoba memaafkan kesalahan mereka, mencoba memahami kekurangan mereka dan mencoba memahami kelemahan mereka. Entah mengapa, di luar kesalahan mereka tiba-tiba terlintas segala beban hidup mereka.

Melihat kesederhanaan mereka, tiba-tiba teringat...
-          Bagaimana mereka harus mencuci motor agar bisa jajan di sekolah.
-          Bagaimana mereka harus berjualan di pasar untuk biaya sekolah.
-          Bagaimana mereka harus tidur malam di gerobak.
-          Bagaimana mereka harus pulang kampung untuk mencari orangtua.
-          Bagaimana mereka harus merelakan orangtua karena berurusan dengan polisi.
-          Dan bagaimana mereka harus tinggal di lingkungan kumuh, karena hanya itu yang ada

Tapi saya, hanya bisa marah karena tingkah mereka.
Seumur-umur saya tidak pernah melihat anak yang tidak hormat kepada guru, kecuali mereka. Jangankan untuk melawan guru, untuk berbicara ketika guru sedang menjelaskan pun saya tidak pernah. Jangan lihat saya deh, bahkan teman saya yang menurut saya paling bandel pun ketika gurunya marah tetap di dengarkan. Lha ini? Masyallah ... menguji kesabaran jiwa.

Tapi itu adalah saya.
Tapi itu teman-teman saya.
Dan tapi itu lingkungan saya.

Bukan mereka.
Bukan tema-teman mereka.
Dan bukan lingkungan mereka.

Salah adalah saya. Ketika saya mencoba membandingkan mereka dengan saya.
Salah adalah saya. Ketika saya mencoba membandingkan teman mereka dengan teman saya.
Dan salah adalah saya. Ketika saya mencoba membandingkan lingkungan mereka dengan lingkungan saya.

Saya adalah saya.
Mereka adalah mereka.

Saya tidak bisa menjadi mereka dan mereka tidak bisa menjadi saya.
Dan tugas saya adalah memaklumi mereka.

#CatatanHatiSeorangGuru13

Sabtu, 04 Maret 2017

I want you, I need you, I love you...



04 Maret 2017

I want you, I need you, I love you...

“Dalam kehidupan setiap manusia... berapa kali bisa rasakan cinta?” –JKT 48, Heavy Rotation-

Dulu yang namanya merasakan cinta bisa berkali-kali
Namun kini harus berhati-hati

Dulu yang namanya jatuh cinta bisa sesuka hati
Namun kini harus klarifikasi (kali aja sudah beristri)

Dulu yang namanya cinta membuat hari berseri-seri
Namun kini membuat hari menjadi frustasi

Dulu yang namanya cinta selalu ingin saling mendekati
Namun kini lebih baik saling menjauhi

Dulu yang namanya cinta hanya sebatas mengagumi
Namun kini berharap ingin memiliki

Dulu yang namanya cinta berharap pada yang dicintai
Namun kini berharap pada Sang Pemilik Hati

Dan ... dulu yang namanya cinta hanya untuk nafsu duniawi
Namun kini hanya untuk menjemput ridho illahi, insyallah

SEBUT SAJA...



28 Februari 2017

SEBUT SAJA...

Sebut saja, ia idealis.
Yang katanya, terlalu kaku terhadap aturan yang ada.
Sebut saja ia idealis.
Yang katanya, syariat zaman dulu tidak bisa terapkan di zaman sekarang.
Dan sebut saja, ia idealis.
Yang katanya, akan mati terhadap pendiriannya.

Apakah mungkin masih ada orang yang idealis seperti itu?

#JanganLupaBahagia



25 Februari 2017

#JanganLupaBahagia

Sejak pertama kali di amanahkan untuk mengajar kelas 12 IPA di awal pelajaran sudah ber azzam, angkatan 2017 harus lulus UN dengan predikat C. Alhamdulillah, tahun ini Allah memudahkan. Ternyata UN 2017 ini, siswa di beri kebebasan untuk memilih mata pelajaran jurusan yang siswa rasa paling mudah untuk dikerjakan yaitu antara fisika, kimia dan biologi. Ya! Walaupun tanpa melihat hasil kuesioner, saya pun sudah bisa menebak siswa akan cenderung memilih pelajaran apa. Bahkan saya sudah pesimis siswa tidak akan ada yang memilih fisika. Secara fisika sulit gitu loh... kalaupun memang ada yang milih paling satu atau dua siswa yang akan memilih fisika.

Dan setelah hasil kuesioner di sebar, fakta mengejutkan! Ternyata yang memilih fisika ada sekitar 16 dari 90 siswa IPA walaupun tetap fisika ada di urutan ketiga setelah yang pertama biologi dan kedua kimia. Bagi saya itu adalah sesuatu yang cukup mengejutkan untuk ukuran sekolah swasta, ada lebih dari 10 siswa yang memilih fisika di bandingkan sekolah swasta yang lain. Di sekolah lain paling banyak yang memilih fisika itu 5 orang bahkan ada satu sekolah yang tidak memilih fisika sama sekali. Wah sepertinya ini akan menjadi amanah tersendiri bagi saya.

Dari dalam hati sebenarnya antara senang dan sedih. Yang membuat agak sedih itu, siswa-siswa yang menurut saya sangat mampu di fisika ternyata tidak menjatuhkan pilihan UN nya fisika. Ya bagaimanapun saya harus memahami dengan pilihan yang sudah mereka buat. Tugas saya saat ini yaitu bagaimana membuat 16 siswa ini mampu dan percaya diri mengerjakan soal fisika.

Akhirnya saya buatlah grand desain saya kiat-kiat agar siswa bisa fisika. Dari apalan rumus hingga belajar di masjid dan belajar di luar lingkungan sekolah. Mengapa saya buat semacam ini? Karena banyak sekali siswa yang meminta saya untuk menjadi guru privatnya. Alasan saya menolak, bukan karena saya guru sekolah mereka tetapi lebih karena jam kerja saya yang sudah overload di banding karyawan bank yang lembur. Jika karyawan bank masuk jam 9 pulang jam 8 malem dari senin sampai jumat. Saya bisa masuk jam 6 pulang jam 8 malem dari senin sampai minggu. Dan rasanya sudah tidak mungkin untuk memegang siswa privatan.

Akhirnya saya buatlah kelompok belajar siswa-siswa yang memilih fisika dengan persyaratan “jujur saya sebenarnya tidak bermaksud menolak kalian yang ingin privat karena saya memang tidak ada waktu. Daripada privat yang terkesan egois lebih baik kita kumpul sama-sama, berjuang sama-sama dan maju sama-sama, kita buat belajar bersama. Cuma saya minta, saya itu tidak bisa meluangkan waktu untuk kalian. Jadi saya minta kalian yang sedikit berkorban untuk meluangkan waktu untuk saya. Ketika saya bilang saya ada waktu kosong, saya minta kalian menyampingkan segala keperluan kalian demi UN kalian.”

Dan mereka setuju dengan syarat yang saya ajukan. Pertemuan pertama, saya optimis karena mereka sudah berjanji pada saya. Namun faktanya, ketika saya sampai di masjid belum satupun siswa yang hadir. Sampai akhirnya saya berkoar-koar di grup dan memanggil siswa satu persatu yang masih bermain di lapangan. Dan yang belajar tidak sampai 10 orang.

Pertemuan kedua, jauh lebih parah semakin sedikit saja yang belajar.

Pertemuan ketiga. Semakin pesimis, akhirnya saya hanya mempersiapkan hanya 8 soal itupun sudah saya anggap cukup banyak. Tapi hari itu sungguh mengejutkan. Begitu bel pelajaran sekolah selesai ternyata siswa sudah ada yang menjemput saya dan di masjid sudah siap sekitar 20 siswa siap ikut belajar. Alhamdulillah semakin banyak siswa yang samakin sadar akan kebutuhannya.

Hah~ ternyata bahagia itu sederhana, melihat siswa semangat belajar pun bisa membuat bahagia. #JanganLupaBahagia 


#CatatanHatiSeorangGuru12