Sabtu, 06 Agustus 2016

BAPER (BELAJAR MENGALIHKAN PERASAAN)



06 Agustus 2016.

Ada sebuah pepatah yang mengatakan
“Kadang, seseorang bertemu bukan untuk saling memiliki namun untuk memberikan pelajaran”

Bagi saya, bukan karena kesalahan yang pernah ia lakukan, namun lebih ke arah nasihat yang pernah ia berikan.

Dulu, ada yang pernah mengatakan :
“mungkin memang sudah saatnya di beri pekerjaan banyak. Mungkin juga nanti ada saatnya tidak diberi pekerjaan sama sekali”. 
Ya, kalimat yang selalu saya ingat saat menjalani segala permasalahan pekerjaan. Masih berbayang bagaimana sulitnya ketika pertama kali berkerja. Sudah totalitas namun hak tak tertunaikan. Hingga pada akhirnya memutuskan untuk mengakhirnya dengan meninggalkan hak yang pernah ada. Berdiam diri dirumah tanpa menghasilkan apa-apa. Khawatir, sedih dan takut mengecewakan orangtua yang sudah berjuang menyekolahkan anaknya pun semuanya berkecamuk didada. Hingga akhirnya pada waktu itu saya mendapat pekerjaan walau hanya dalam rentan seminggu. Berangkat jam 5 pulang jam 10 malam hanya untuk gaji yang tak seberapa dan lokasi yang luar biasa, Ciledug - Ancol. Kata-katanya selalu mengingatkan saya untuk tidak mengeluh dan menikmati hidup. Hari ini, mungkin saya masih di beri kesempatan untuk beramal sholeh jadi lakukanlah hal yang terbaik sebisa mungkin apa yang saya bisa lakukan. Jangan memikirkan apa yang akan di dapatkan tapi pikirkanlah apa yang bisa dilakukan, karena rezeki akan mengiringi dimana amal shaleh itu berada. Dan ingat, ketika mulai lelah menjalani kehidupan yang dijalani, ingatlah diluar sana masih banyak orang yang menginginkan dengan kehidupan yang sedang kita jalani. Terimakasih sudah mengingatkan saya untuk selalu bersyukur.

Dulu, ada juga yang mengatakan 
“Karena tidak menghubungi, termasuk memutus silahturahmi?”. 
Sebuah pertanyaan yang tak pernah saya ketahui jawabanya. Bagi saya masa lalu adalah sesuatu yang sangat ingin saya lupakan. Terlalu banyak pengalaman yang menyakitkan. Entah karena kesalahan, aib, egositas, bahkan sampai sakit hati yang pernah tertinggalpun ingin rasanya saya kubur dalam-dalam dan menghilang bak di telan bumi. Namun sekuat apapun usahanya saya untuk memutusnya, jika Allah masih menakdirkan bersaudara maka Allah akan pertemukan. Saya masih ingat bagaimana bencinya saya dengan salah satu teman saya. Saking bencinya, saya sampai memohon kepada teman dekat saya agar tidak memberikan no HP saya kepada dirinya bahkan segala media sosial yang berhubungan dengan dirinyapun saya block. Namun Allah berkehendak lain, sekeras apapun saya menghindarinya. Allah masih saja mempertemukan saya dengan dirinya. Ya setidaknya setahun sekali pasti bertemu. Hari ini saya belajar, tidak saling berkomunikasi selama setahun dua tahun bahkan berpuluh-puluh tahun bukanlah suatu alasan memutus silahturahmi. Jika Allah berkehendak di tambah kita masih mengusahakannya, insyallah jalan ceritanya jauh lebih indah. By the way hari ini abis di culik sama salah satu rekan guru senior. Beliau meminta saya menemani salah satu teman kuliahnya yang sudah menghilang sama sekali semenjak lulus kuliah dan apa yang beliau-beliau bicarakan? CUCU!!! Bisa dibayangkan berapa lama mereka berpisah bahkan ketika pertama kali membuka pintu beliau sama sekali tidak mengenali siapa tamu yang berkunjung dan hingga kami pulang beliau terasa berat melepas kami untuk meninggalkan rumahnya. Dan beliau mengucapkan sangat berterima kasih sudah mau bersilahturahmi. Ah~ mengingatkan saya dengan teman-teman saya. Setelah ‘dia’ pernah bertanya seperti itu, saya mencoba membuka hati untuk berkomunikasi dengan beberapa teman-teman saya. Sedikit ada keraguan. Baik itu gengsi ataupun kekhawatiran takut akan tidak di kenali. Namun semunya sirna dengan rasa bahagia yang mereka ungkapkan karena saya menghubungi mereka. Terimakasih telah mengajarkan saya pentingnya silahturahmi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar