27 Juli 2018
Ketika
takdir sulit di pahami...
Hmmm ... Entah
ini sudah berapa kalinya mengalami hal-hal menakjubkan. Kegiatan PPDB yang di
awali sebelum bulan puasa sampai setelah lebaran pun, cukup membuat dag-dig-dug
ser.
Kurang lebih
selama dua bulan berkecimpung di dunia penerimaan siswa baru, cukup bisa mengenal
beberapa karakter orangtua sampai orang dewasa. Masih ingat bagaimana rasanya
waktu itu di maki-maki anggota TNI AL karena minimnya pengalaman saya untuk
memberikan pelayanan terbaik.
Huft! kalau
bukan karena profesionalisme, mungkin saat itu saya sudah menangis di depan
orangtua itu. Karena seumur hidup saya, belum pernah ada laki-laki yang berani
bentak wanita di depan umum. Jadi, wajar kalau saya nangis di depan umum.
Alhamdulillah,
sampai saat ini saya selalu bertemu dengan laki-laki entah teman, senior
ataupun adik tingkat yang selalu memuliakan wanita. Hahahahha. Jadi inget
kejadian di kamar mandi ma Dodi beberapa hari lalu. Saat saya akan merapikan
kerudung di wastafel tiba-tiba dia muncul dari dalam kamar mandi.
“Mau ke
kamar mandi?”
“enggak”
“gua mau
pake wastafel, mau...(entah dia ngomong ga jelas)”
“ga mau ah,
uda PW” Reflek mundur satu langkah (secara ga langsung nyuruh dia keluar kamar
mandi)
“Tapi gw mau
pake wastafel. Ya udah gw masuk kamar mandi lagi. Nanti kalo dah selese bilang”
“OK”
Selesai merapikan
kerudung
Tok tok tok.
Kabur.
Hahahhaha
jadi geli sendiri kalo di inget-inget.
Tapi memang
begitu sih, menurut saya Harga Diri
Laki-Laki itu bisa di Lihat dari 2 Hal yaitu Janjinya dan Sikapnya Terhadap
Wanita.
Terus... (kebiasaan
deh kalo cerita suka ngelantur kemana-mana).
Macam-macam bentuk
orangtua. Ada yang gayanya seolah gahol anak muda abis pokoknya stylist banget.
Giliran untuk dirinya all out eh giliran untuk pendidikan anak minta diskon
mulu. Ada jugaaaaa yang hanya seorang supir ojek online yang hanya mampu
membayar 2 juta dari yang seharusnya 6 juta, eh dalam 1 bulan tiba-tiba bisa
menyelesaikan 10 juta. Allahu akhbar! Memang ya, kalau di niatkan dan di
prioritaskan pasti di beri kemudahan.
Tapi dari
semua orangtua yang sudah di hadapi ada 3 orangtua yang sungguh dan sangat
ingin saya hindari yaitu :
1.
Orangtua yang pernah maki-maki saya
2.
Orangtua Jendral bintang 3
3.
Orangtua Anggota DPR
Tapi... tet
toret toret... setelah membuka surat beban mengajar. Tiba-tiba seolah-olah
seperti mendapat kartu ucapan “SELAMAT
DIAN WAHYU LESTARI ANDA ADALAH WALI KELAS 10”. Jedarrrrr!!! Seperti tersambar
petir. Alamat jadi wali kelas 3 anak itu dah! Reflek langsung minta ke Lilis
supaya tidak menjadi wali kelas ke tiga anak itu.
Tapi Lilis
bilang “Lo kalo request malah gw taro di”
“Tapi ga
mungkin juga sih, gw masih inget kok anak Jendral dan anggota DPR mintanya
masuk IPS cuma anak yang Bintara itu aja yang minta IPA, secara gw guru fisika.
Kan, ga mungkin ngajar IPS”
Dan dengan
bahagianya saya menari-nari di depan Lilis, Ribka, dan Bu Herma.
“Lalalalala...
yeyeyyeyey ga mungkin ga mungkin . hahahhahaha” dengan sombongnya.
Lalu kebahagiaan
gw makin bertambah setelah pembagian kelas. Ternyata anak bintara pun ga jadi
anak saya. Hahahahha
Tapi...
kebahagiaan saya pun. Ga bertahan dalam seminggu, jangankan seminggu. Ternyata kebahagiaan
saya cuma bertahan 3 hari. Jleb!!! Cuma bisa mlongo mangap atau apalah. Tiba-tiba
anak jendral minta pindah ke IPA dan tahu ke IPA mana? 10 IPA 2. Ya sallam... Azab
manusia takabur orang kayak saya langsung terealisasi. Dan tak sampai 3 hari,
tiba-tiba anak DPR pindah ke IPA, 10 IPA 2. Mamam T_T
Jegar
Jeder
Jedor
Hemmm,,,
kalau berkaca pada diri sendiri. Rasanya masih tidak pantas menjadi wali kelas.
Saya itu
orang yang paling cuek, jutek dan tidak peduli terhadap keadaan sekitar, kini
harus jadi orang yang ramah luar biasa, tegur sana sini dan harus memberi
perhatian lebih ke setiap anak. Hemmm bisa ga ya???
Tapi memang
begini ya...
Ketika
takdir sulit di pahami.
Kita lupa
ada satu kekuatan besar yang tak bisa menandingi.
(KUN FAYAKUN)
Seyakin
apapun kita terhadap suatu hal, ketika Allah berkehendak lain maka Allah akan
mengubahnya.
Ketika
takdir sulit di pahami.
Maka tidak semua
yang aku inginkan bisa aku peroleh.
Ketika
takdir sulit di pahami
Maka kembalikan
kepada-Nya
Sebab memang
ada ruang gelap yang dengan ilmu akan sulit aku pahami
Namun tidak
sulit untuk di renungi
Di ruang
inilah tempat aku menyandarkan segala pengharapan
Di ruang
inilah seluruh energi aku letakan dan kepasrahan aku labuhkan
Akhirnya,
akupun akan mengerti Takdir Tuhan adalah cinta-Nya kepadaku.